Malaysia Airlines Bangkit Melawan Krisis
Setelah ditimpa badai krisis sejak 2005, Malaysia Airlines terus melakukan pembenahan internal perusahaan. Upaya saat ini mulai menampakkan hasil nyata. Bahkan, maskapai penerbangan dari negeri jiran itu optimistis bakal mampu mengepakkan sayapnya untuk menjadi salah satu pemain utama sektor transportasi udara di Asia. Lima tahun lalu merupakan periode tersulit yang dihadapi Malaysia Airlines. Perusahaan milik pemerintah Malaysia itu hampir ambruk ketika mengalami kerugian 1,3 miliar ringgit atau setara 386 juta dollar AS dalam sembilan bulan.
Guna menghindari kebangkrutan, Malaysia Airlines terpaksa menjual sebagian asetnya, termasuk kantor pusat, dan mem-PHK ribuan karyawan. Selain itu, perusahaan menempuh langkah efisiensi dengan menghapus sejumlah rute penerbangn yang dinilai tidak menguntungkan. Alih-alih mendapat dukungan, langkah efisiensi tersebut justru menuai penilaian negatif sejumlah pengamat dalam negeri. Masa depan Malaysia Airlines diperkirakan hancur seiring dengan beban yang diemban perusahaan.Namun, penilaian itu sekarang berbalik 180 derajat. Sejumlah pengamat transportasi memperkirakan Malaysia Airlines bakal menjelma menjadi salah satu maskapai penerbangan besar di dalam negeri maupun di kawasan Asia.
Pekan lalu, perusahaan itu menyatakan pendapatan bersih pada tiga bulan hingga Desember 2009 mencapai 610 juta ringgit atau sekitar 252 juta dollar AS. Angka itu mampu menambal kerugian yang diderita pada kuartal sebelumnya. Sepanjang 2009, Malaysia Air line membukukan keuntungan bersih 490 juta ringgit. Angka itu jauh melebihi pendapatan pada 2008 sebesar 244 juta ringgit.”Untuk 2010, kami menempatkan diri sendiri untuk menangkap sinyal pemulihan ekonomi,” tegas CEO Malaysia Airlines Azmil Zahruddin.Kesuksesan tersebut mampu menumbuhkan kepercayaan publik terhadap kinerja Malaysia Airlines. “Kami sekarang optimistis. Perubahan (internal perusahaan) berhasil dilakukan, khususnya dalam mengurangi pengeluaran, meningkatkan efisiensi, dan penguatan neraca,” ungkap Hafriz Hezry Harihodin, analis dari AmRese-arch, Minggu (7/3).
Apa yang dilakukan Malaysia Airlines? Selain melakukan pembenahan internal, Malaysia Airlines mulai fokus menggarap perubahan eksternal, khususnya pelayanan terahadap konsumen, tiket murah, dan memperluas jaringan pemasaran. Bukan hanya itu, Malaysia Airlines akan memperbarui armadanya dengan memesan 35 pesawat B737-800, enam Airbus A380, dan 25 pesawat hemat bahan bakar A330-300 yang akan dikirim mulai 2011 hingga 2016. Dengan armada baru itu, perusahaan berharap mampu menghemat pengeluaran tiap tahunnya sebesar 300 juta ringgit.”Kami yakin, Malaysia Airlines siap bangkit kembali di tengah perkembangan sektor aviasi yang cenderung datar,” kata Angeline Chin, pengamat penerbangan.
sumber : http://bataviase.co.id/node/122447